Lampu Ajaib
Bagi masyarakat pedesaan, kata-kata “energi terbarukan” adalah sesuatu yang baru dan belum pernah mereka dengar sebelumnya. Hal ini juga berlaku bagi anggota kelompok dampingan MBM di desa Pegadungan dan Melaya. Diakui bahwa penetrasi/sosialisasi mengenai energi terbarukan kepada masyarakat desa, baik dari pemerintah maupun LSM, masih sangat kurang, meskipun saat ini informasi dari media sosial/internet sudah ada di genggaman tangan mereka, namun masyarakat belum memahami tentang energi terbarukan dan penggunaannya. Penggunaan energi terbarukan merupakan salah satu bentuk mitigasi dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi.
Ketidaktahuan anggota kelompok terjawab setelah mereka mendengar penjelasan tentang energi terbarukan yang diberikan oleh staf MBM, sehingga mereka menyadari pentingnya memanfaatkan energi terbarukan pada rumah tangga. MBM bahkan menyediakan lampu solar cell bagi anggota kelompok yang tergabung dalam program kitchen garden untuk dipasang di rumah masing-masing. Seperti yang dilakukan oleh Masyani dan Ketut Suparsi, yang berasal dari Desa Pegadungan dan Desa Melaya. Mereka menempatkan colar cell di atap rumah sehingga mendapatkan sinar matahari penuh pada siang hari dan pada malam hari lampu dapat menyala selama 8-10 jam dengan menggunakan listrik yang diperoleh dari sinar matahari.
Ketut Suparsi memasang lampu di garasi, sedangkan Masyani memasang lampu di kandang kambing. Dengan lampu LED 40 watt ini, garasi dan kandang kambing menjadi terang sehingga memberikan rasa aman bagi keluarga. Selain itu, penggunaan lampu tenaga surya juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.